Impact of El Nino: Musim Tanam Mundur, Harga Beras Makin Duwur

(Sumber Foto: Kontan.co.id)

Beberapa bulan terakhir, masyarakat Indonesia digegerkan dengan melonjaknya harga beras jauh melampaui harga normal. Masyarakat semakin resah ketika harga barang kebutuhan lain ikut naik mengikuti kenaikan harga beras. Kenaikan harga beras terjadi karena stok beras di pasaran makin menipis akibat mundurnya waktu tanam padi. Lalu, kemunduran waktu tanam diduga disebabkan oleh hadirnya El Nino di Indonesia. Sebenarnya, apa sih El Nino itu sampai dikatakan sebagai biang permasalahan pertanian?

Apa itu EL Nino?

El Nino merupakan suatu fenomena yang menyebabkan Indonesia mengalami kemarau panjang dan cuaca ekstrim di beberapa bulan terakhir. Curah hujan juga mengalami penurunan sehingga terjadi kekeringan panjang. Sebenarnya apa itu El Nino dan apa penyebabnya? 

Dikutip dari laman resmi BMKG, El Nino merupakan kondisi anomali suhu permukaan laut di Samudera Pasifik ekuator bagian timur dan tengah yang lebih panas dari normalnya.  Sementara suhu permukaan laut di wilayah Pasifik bagian barat dan Indonesia menjadi lebih dingin dari normalnya. Akibatnya daerah pertumbuhan awan bergeser dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik bagian tengah sehingga menyebabkan berkurangnya curah hujan di Indonesia. 

Apa dampak El Nino bagi produksi padi?

El Nino menyebabkan terjadinya variabilitas curah hujan, yakni penurunan curah hujan bahkan secara drastis. Curah hujan yang menurun mengakibatkan terjadinya kekeringan panjang dan perubahan musim tanam yang tentunya sangat mempengaruhi kegiatan pertanian. Salah satu kegiatan pertanian yang sangat terganggu oleh El Nino ini adalah budidaya tanaman padi. 

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan cukup banyak air dalam pertumbuhannya. Oleh sebab itu, musim tanam padi sawah selalu mengikuti pola musim hujan untuk memastikan kalau ketersediaan air cukup. Apabila musim hujan mengalami pergeseran, musim tanam padi juga ikut bergeser. Pergeseran musim hujan telah terjadi  pada pertengahan hingga akhir 2023 akibat adanya El Nino. Pada masa itu terjadi kemarau panjang akibat tidak turunnya hujan selama berbulan-bulan. Ketersediaan air untuk persawahan menipis sehingga tidak memungkinkan untuk menanam padi. Pada akhirnya petani memilih untuk tidak menanam padi terlebih dulu hingga musim hujan tiba dengan kata lain musim tanam padi mundur. 

Mundurnya musim tanam padi otomatis membuat musim panen ikut mundur. Hal ini menyebabkan produksi padi berkurang sehingga terjadi kelangkaan gabah kering giling dan beras di pasaran. Hal ini berakibat pada kenaikan harga kedua komoditas tersebut di beberapa daerah di Indonesia..  

Dikutip dari laman Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata harga gabah di tingkat petani mengalami kenaikan pada Januari 2024, baik secara bulanan maupun secara tahunan. Dilansir dari Bisnis.com, per Januari 2024 harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mencapai Rp6.925/kg. Harga ini naik sebesar 2,97% mtm dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp6.725/kg. Kenaikan harga GKP diikuti oleh kenaikan harga gabah kering giling (GKG) yang naik sebesar 4,85%. Harga GKG di bulan Desember 2023 sebesar Rp7.72/kg dan bulan Januari 2024 mencapai Rp8.095/kg. Naiknya harga GKP dan GKG menjadi faktor yang menaikan dan mengerek harga beras dipasaran. 

Kenaikan harga beras terjadi secara merata di seluruh wilayah di Indonesia. Dilansir dari GoodStats.id, per 5 Maret 2024 harga eceran tertinggi (HET) beras di pasar modern mencapai Rp18.200/kg yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat. Sementara itu, di Provinsi Maluku HET beras mencapai Rp17.150/kg. Melambungnya harga beras hingga menyentuh harga Rp18.000/kg telah terjadi sejak bulan Februari dan hal ini bertahan hingga bulan Maret.  Harga beras tersebut menjadi rekor tertinggi dalam sejarah perberasan di Indonesia karena pada tahun-tahun sebelumnya harga beras tidak sampai Rp18.000/kg. 

Harga Beras Naik, Harga Barang Lain Mengikuti

Harga beras yang semakin mahal akan diikuti dengan fenomena penurunan konsumsi atau permintaan beras dan kenaikan pengeluaran untuk konsumsi beras. Dari sinilah terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat, yang awalnya bergantung terhadap beras harus diganti dengan barang substitusi atau barang pengganti lainnya, seperti umbi-umbian, jagung, dan jenis padi-padian yang lain. Contohnya seperti yang dilansir oleh Kompas.id, per 3 Maret 2024 di Flores Timur harga beras telah mencapai Rp17.000/kg hal ini diikuti oleh kenaikan harga jagung giling yang mencapai Rp15.000/kg. 

Selain harga barang substitusi, kenaikan harga beras juga berdampak terhadap kenaikan barang komplementer atau barang pelengkap, seperti telur, sayuran, hingga bahan masakan. Dilansir dari RRI.co.id, per 27 Februari 2024 di Kota Bekasi, harga telur di angka Rp32.000/kg dari yang awalnya Rp27.000/kg. Gula pasir juga mengalami kenaikan dari Rp17.000/kg menjadi Rp18.500/kg. Cabai merah juga mengalami kenaikan serupa dari Rp65.000/kg menjadi Rp85.000/kg. Begitupun pula harga bawang merah yang sekarang sudah di kisaran Rp.33.000/kg.

Harga Beras Melejit. Masyarakat Menjerit

Melonjaknya harga beras yang diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan lain membuat kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama masyarakat kelompok rentan terguncang. Peningkatan biaya hidup yang terjadi tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan. Masyarakat akan lebih memfokuskan pendapatannya untuk membeli beras dan kemungkinan besar kebutuhan lain sulit terpenuhi karena kurangnya pendapatan. Bahkan di kalangan masyarakat rentan mereka akan semakin kesulitan mendapatkan beras karena pendapatan yang rendah. Hal tersebut pada akhirnya akan menimbulkan ketidakstabilan sosial di masyarakat. Masyarakat akan kian menjerit di tengah harga beras yang kian melejit.

Penulis: Imelia Barca & Xenia Ezra Amanta

Referensi

Anggela, Ni Luh. 2024. Harga gabah di tingkat petani naik, beras makin mahal. <https://ekonomi.bisnis.com/read/20240201/12/1737384/harga-gabah-di-tingkat-petani-naik-beras-makin-mahal>. Diakses pada 16 Maret 2024.

Arif, Ahmad. 2024. Kenaikan harga beras memperburuk pemenuhan gizi snak di Flores Timur.<https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/03/04/kenaikan-harga-beras-memperburuk-pemenuhan-gizi-anak-di-flores-timur>. Diakses pada 16 Maret 2024.

Ki, Max. 2023. Apa itu el nino? Dampak dan cara mengantisipasinya. <https://umsu.ac.id/berita/apa-itu-el-nino-dampak-dan-cara-mengantisipasinya/#:~:text=Penyebab%20El%20Nino,mengubah%20pola%20cuaca%20secara%20global.>. Diakses pada 12 Maret 2024.

Kurniawati, Leny. 2024. Pengusaha khawatir kenaikan harga beras pengaruhi harga lainnya.<https://www.rri.co.id/daerah/571261/pengusaha-khawatir-kenaikan-harga-beras-pengaruhi-harga-lainnya>. Diakses pada 16 Maret 2024.

Rainer, Pierre. 2024. Cek harga terkini beras Maret 2024, tertinggi di provinsi mana saja?. <https://goodstats.id/article/cek-harga-terkini-beras-maret-2024-tertinggi-di-provinsi-mana-saja-YBY3f>. Diakses pada 11 Maret 2024.

Leave a comment

Your email address will not be published.