Student Exchange : Mengulik Kehidupan Mahasiswa Faperta UGM Selama Mengikut Program AIMS
Bisa mengikuti AIMS merupakan hal yang sangat luar biasa. Sebab, tidak semua mahasiswa bisa merasakannya. Tinggal di negara asing sebagai mahasiswa akan memberikan pengalaman yang sangat berharga dan tidak akan terlupakan. Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari program exchange satu ini. Ditambah lagi biaya selama menempuh pendidikan di luar negeri tersebut, mulai dari akomodasi, tempat tinggal hingga makan, ditanggung oleh pihak fakultas. Mahasiswa menjadi sangat diuntungkan karena tidak perlu mengeluarkan biaya besar. “Jadi, kesempatan untuk mengikuti AIMS harus dimanfaatkan sebaik mungkin, karena kesempatan itu tidak akan datang untuk kedua kalinya,” tutur Audra, awardee AIMS 2022.
Tentang Asean International Mobility Student
AIMS (Asean International Mobility Student Programs) merupakan program pertukaran mahasiswa di bawah naungan SEAMEO (SouthEast Asia Ministers of Education Organization). Program pertukaran ini merupakan beasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa semester 4 atau 6 (semester ketika mendaftar) untuk dapat belajar selama 1 semester di Universitas mitra yang tergabung dalam program ini. Mahasiswa diperbolehkan memilih negara dan universitas tujuannya, sesuai dengan pilihan yang tersedia. Adapun beasiswa yang diberikan akan mencakup untuk kebutuhan biaya hidup, tiket pesawat, biaya studi kampus, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan program pertukaran pelajar tersebut. Menurut website resmi AIMS faperta, saat ini kampus yang bekerja sama untuk fakultas pertanian UGM yang tersedia adalah Gyeongsang National University (Korea Selatan), Tokyo University of Agriculture and Technology (Jepang), dan Ibaraki University (Jepang).
Proses Seleksi
Proses seleksi program ini akan berlangsung dalam dua tahap yaitu seleksi dokumen dan wawancara. Dalam seleksi dokumen, mahasiswa diharuskan mengumpulkan motivation letter, cv, letter of approval and support dari orang tua/wali, Letter of approval and support dari dosen pembimbing akademik, english proficiency certificate TOEFL (skor minimal 500) dan academic transcript. Informasi ini bisa didapatkan melalui website resmi aims faperta https://aims.faperta.ugm.ac.id/.
Audra menjelaskan bahwa dalam proses seleksi ini mahasiswa supaya mampu menjelaskan nilai dirinya, originalitas, dan menunjukkan versi terbaiknya. Mahasiswa pendaftar tidak diharuskan untuk memiliki prestasi yang tinggi maupun tergabung dalam banyak organisasi, melainkan mahasiswa perlu menunjukkan bahwa langkah/kegiatan yang telah dilakukan selama ini merupakan langkah yang berdampak dan bermanfaat bagi diri sendiri sekitar. Mahasiswa perlu menunjukkan bahwa dirinya merupakan pribadi yang mudah beradaptasi, memiliki keinginan belajar yang tinggi, serta tujuan masa depan yang jelas.
Pengalaman Belajar dan Hidup di Luar Negeri (Awardee’s POV)
Sebelum memulai pembelajaran dalam program AIMS, mahasiswa diberikan pilihan untuk memilih mata kuliah yang diinginkan. Sebagai mahasiswa prodi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Audra memilih beberapa mata kuliah yang berkaitan dengan pertanian dan ekonomi. Penyampaian materi dilakukan dengan berbahasa Inggris yang digabung dengan mahasiswa internasional lainnya. Pembelajaran di kampus Korea sangat interaktif dan terbuka untuk diskusi dengan beragam perspektif. Hal ini memungkinkan adanya pertukaran informasi dari berbagai latar belakang, baik pengetahuan akan materi pertanian dan ekonomi maupun kebudayaan.
Selain fokus belajar akademik, mahasiswa exchange pertanian juga diberikan program bernama “International agricultural exchange” yang mana mahasiswa diberikan kegiatan fieldtrip untuk melihat implementasi pertanian dan teknologi di Korea serta kebudayaan terkait. Mahasiswa diajak untuk berkunjung ke greenhouse, museum, dan wilayah pertanian untuk mempelajari pertanian sekaligus budaya yang ada. Selama program pun, mahasiswa memiliki banyak kesempatan untuk menjalin relasi diluar jam pembelajaran seperti dengan hangout, diskusi bersama, dan berwisata. Hal ini membuat kegiatan exchange lebih dari sekedar belajar di kampus, tetapi juga kegiatan yang sangat menarik dan menyenangkan.
Kenapa harus AIMS?
Fakultas Pertanian UGM sudah memfasilitasi program AIMS dengan segudang manfaat, namun masih sedikit mahasiswa yang tertarik untuk mencobanya. Mahasiswa sering merasa bahwa pertukaran pelajar akan menghambat atau memperlambat masa lulusnya kelak. Padahal kesempatan untuk bisa mengikuti pertukaran pelajar, memiliki jejaring internasional, belajar dari berbagai perspektif dan budaya itu tidak bisa didapatkan oleh semua orang. Saat ini, program AIMS di UGM hanya diperuntukkan bagi mahasiswa faperta sehingga ini merupakan sebuah privilege yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jika mahasiswa merasa bahwa saat ini program beasiswa pertukaran pelajar yang lain seperti IISMA sulit untuk dijangkau, maka dengan fasilitas yang serupa, mahasiswa faperta perlu mencoba mendaftar program AIMS ini yang tingkat kompetisinya masih tergolong mudah dijangkau.
Tips and Trick
Pada pendaftaran AIMS, salah satu persyaratannya adalah mengumpulkan motivation letter Menurut Audra, motivation letter menjadi faktor penting dalam proses seleksi karena berisi penjelasan mengenai seperti apa pribadi kita. Oleh karena itu motivation letter harus dibuat semenarik dan seoriginal mungkin supaya peluang lolos AIMS lebih besar. “Buatlah motivation letter yang menunjukkan dirimu secara orisinil, tunjukkan keunikan yang berbeda dari orang lain tetapi tanpa dilebih-lebihkan Gunakanlah kata-kata yang terstruktur dan cantik,” nasehat Audra.
Guna mempermudah pembuatan motivation letter, Audra menyarankan agar memperbanyak membaca essay berbahasa inggris dan motivation letter miliki orang lain sebagai referensi. Tidak lupa perbanyak juga belajar Bahasa Inggris dan latihan speaking karena tentunya saat exchange yang digunakan adalah Bahasa Inggris Biasakan diri untuk berbicara dengan Bahasa Inggris Jangan terlalu memikirkan grammar karena pada kenyataannya orang-orang di luar negeri tidak akan memperhatikannya
A Note to Remember
Mengenyam pendidikan di negara asing membuat mahasiswa mau tidak mau harus beradaptasi dengan budaya, lingkungan dan sistem pendidikan disana. Sedikit banyak mereka akan belajar dan memahami bagaimana budaya, bahasa, adat istiadat, dan kebiasaan penduduk negara tersebut. Tentunya, hubungan pertemanan akan terjalin di antara mereka dan tidak menutup kemungkinan bahwa pertemanan tersebut akan terus terjalin setelah selesainya program AIMS. Seperti yang dikatakan Audra bahwa hingga saat ini ia masih sering berhubungan dengan teman-temannya, sesama exchange student, dari berbagai negara melalui media sosial. Dapat dilihat bahwa dengan mengikuti program AIMS akan memperluas relasi, terutama relasi internasional yang mana sangat berguna untuk karir dan pengembangan diri.
“Beberapa hal yang aku dapatkan selama belajar di Korea namun belum terlalu aku rasakan di Indonesia saat ini yaitu adanya ruang bagi dosen dan mahasiswa dari segala jenjang untuk berdiskusi dan berkolaborasi. Di Indonesia sendiri, aku merasa masih ada gap yang membuat mahasiswa kurang dapat diskusi terbuka kepada dosen maupun mahasiswa di jenjang atasnya. Di sana, aku diskusi, makan malam, dan ikut seminar di luar kota bersama dosenku yang itu sangat terbuka untuk diskusi banyak isu, tentunya dengan tetap memperhatikan batasan-batasan yang ada. Dengan adanya ruang keterbukaan dan menurunkan gap yang ada, maka bisa dimungkinkan adanya pemahaman yang lebih baik bahkan kolaborasi karya yang dihasilkan,” Pesan yang disampaikan Audra terkait masukan bagi lingkungan pembelajaran di kampus.
Adapun untuk sesama mahasiswa, mari ambil setiap kesempatan yang ada untuk mengembangkan diri, salah satunya melalui program AIMS. Persiapkan diri sebaik mungkin dan jadilah awardee AIMS selanjutnya!!!
Reporter : Ulin Nuha Diah W. & Beny Nabila Happy F.
Redaktur : Ulin Nuha Diah W. & Xenia Ezra Amanta