Mengenal Tradisi Berahoi: Berbalas Pantun Khas Masyarakat Melayu Langkat

Mengenal Tradisi Berahoi: Berbalas Pantun Khas Masyarakat Melayu Langkat

Sumber Foto: Tribun Medan News

Tradisi menjadi hal yang sangat penting bagi setiap suku bangsa. Sebab, tradisi merupakan identitas diri mereka yang harus terus dijaga. Masing-masing suku bangsa memiliki tradisi yang berbeda satu sama lain yang akhirnya menjadi ciri khas mereka. Selalu ada keunikan yang terkandung dalam sebuah tradisi sehingga membuatnya ikonik dan mudah diingat. Membahas tentang tradisi, terdapat salah satu tradisi unik khas Sumatera Utara yang tidak dijumpai di daerah lain, yakni Tradisi Berahoi.  read more

Read more
Pertanian 5.0: Transformasi Digital Menyongsong Pertanian Berkelanjutan

Pertanian 5.0: Transformasi Digital Menyongsong Pertanian Berkelanjutan

Sumber Foto: Pinterest

Semakin berkembangnya zaman, teknologi dan inovasi juga akan semakin berkembang. Begitu pula teknologi dan inovasi yang digunakan di dalam pertanian. Pertanian di Indonesia mengalami transformasi ke arah yang lebih baik akibat adanya perubahan pola hidup manusia dan pengaruh alam.  Saat ini, pertanian di Indonesia telah sampai pada Pertanian 4.0 dan sedang bergerak menuju Pertanian 5.0. Apa itu pertanian 5.0 dan apakah dapat menyongsong pertanian berkelanjutan? Menurut Yunindanova (2022), Pertanian 5.0 adalah revolusi pertanian yang menggabungkan teknologi dan otomatisasi yang berperan dalam menggantikan dan melengkapi aktivitas pertanian. Hal ini diwujudkan dengan mengintegrasikan teknologi canggih seperti Smart Farming atau Precision Agriculture untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pada bidang pertanian.  read more

Read more
Mengenal Gamagora, Padi Amfibi Solusi Perubahan Iklim
Mengenal Gamagora, Padi Amfibi Solusi Perubahan Iklim

Sumber Foto: Dokumentasi PIAT UGM

Sektor pertanian menjadi sektor yang paling terdampak perubahan iklim. Mengapa dikatakan demikian? Karena pertanian adalah kegiatan di lingkungan terbuka sehingga  sangat bergantung pada pola curah hujan, fenomena cuaca dan perubahan iklim. Perubahan iklim berdampak pada waktu tanam tanaman pertanian yang turut berubah dan serangan hama yang semakin bertambah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi produktivitas tanaman dan hasil produksi. Bisa saja hasil produksi menurun karena perubahan iklim dan serangan hama. Oleh karena itu, harus ada inovasi untuk mengatasi perubahan iklim di pertanian. Atau setidaknya inovasi yang mampu menekan dampak negatif perubahan iklim di pertanian.  read more

Read more
Impact of El Nino: Musim Tanam Mundur, Harga Beras Makin Duwur
Impact of El Nino: Musim Tanam Mundur, Harga Beras Makin Duwur

(Sumber Foto: Kontan.co.id)

Beberapa bulan terakhir, masyarakat Indonesia digegerkan dengan melonjaknya harga beras jauh melampaui harga normal. Masyarakat semakin resah ketika harga barang kebutuhan lain ikut naik mengikuti kenaikan harga beras. Kenaikan harga beras terjadi karena stok beras di pasaran makin menipis akibat mundurnya waktu tanam padi. Lalu, kemunduran waktu tanam diduga disebabkan oleh hadirnya El Nino di Indonesia. Sebenarnya, apa sih El Nino itu sampai dikatakan sebagai biang permasalahan pertanian? read more

Read more
Student Exchange : Mengulik Kehidupan Mahasiswa Faperta UGM Selama Mengikut Program AIMS

Student Exchange : Mengulik Kehidupan Mahasiswa Faperta UGM Selama Mengikut Program AIMS

Bisa mengikuti AIMS merupakan hal yang sangat luar biasa. Sebab, tidak semua mahasiswa bisa merasakannya. Tinggal di negara asing sebagai mahasiswa akan memberikan pengalaman yang sangat berharga dan tidak akan terlupakan. Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari program exchange satu ini. Ditambah lagi biaya selama menempuh pendidikan di luar negeri tersebut, mulai dari akomodasi, tempat tinggal hingga makan, ditanggung oleh pihak fakultas. Mahasiswa menjadi sangat diuntungkan karena tidak perlu mengeluarkan biaya besar. “Jadi, kesempatan untuk mengikuti AIMS harus dimanfaatkan sebaik mungkin, karena kesempatan itu tidak akan datang untuk kedua kalinya,” tutur Audra, awardee AIMS 2022. read more

Read more
Upaya Peningkatan Minat Budidaya Tanaman pada Generasi Muda

Upaya Peningkatan Minat Budidaya Tanaman pada Generasi Muda Melalui Kegiatan Kidsfarm KMSEP di SD Protojayan II

Oleh : Ulin Nuha Diah W dan Xenia Ezra A

Sebagai negara agraris, pertanian merupakan salah satu sektor dengan jumlah potensi pengembangan yang tinggi di Indonesia. Melalui pertanian, kebutuhan manusia mulai dari pangan hingga bahan baku industri dapat terpenuhi dengan baik. Meskipun memegang peran yang krusial, pertanian masih belum dapat menjadi sektor yang menjanjikan bagi kesejahteraan pekerjanya. Petani masih sering dihadapkan pada permasalahan yang rumit baik dari segi budidaya, pemasaran, maupun akses sarana prasarana yang menyebabkan pertanian kurang efektif dan efisien. Salah satu penyebab fenomena ini yaitu pertanian di Indonesia masih didominasi oleh petani tua atau dikenal dengan krisis regenerasi petani.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2022, jumlah penduduk Indonesia yang berada dalam kategori umur pemuda menunjukkan angka 65,82 juta. Namun, dari besarnya jumlah tersebut, hanya 18 persen yang bekerja di sektor pertanian. Oleh sebab itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas kinerja pertanian melalui edukasi dan pengenalan potensi pertanian pada generasi muda. Edukasi terkait bertani atau budidaya pertanian sebaiknya dimulai dari lingkup terkecil (keluarga) hingga lingkup yang lebih besar sehingga pentingnya ketahanan pangan dan pengetahuan dasar pertanian dapat ditanamkan pada diri setiap orang. Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Keluarga Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (KMSEP) melalui Departemen Pengabdian Masyarakat berhasil menyelenggarakan program kerja ‘Kidsfarm’ yang bertujuan untuk memberikan edukasi budidaya tanaman sayur dengan sasaran program, yaitu anak-anak di tingkat sekolah dasar. read more

Read more
Belajar dari Petani Samin : Manajemen dan Regenerasi Petani dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Belajar dari Petani Samin : Manajemen dan Regenerasi Petani dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh : Ulin Nuha Diah W dan Xenia Ezra A

 (Sumber : kumparan.com)

Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki banyak suku bangsa. Dimana setiap suku masih memegang teguh adat istiadatnya masing-masing. Suku-suku tersebut biasanya dikenal sebagai masyarakat adat. Masyarakat adat umumnya bertempat tinggal di pedesaan yang cukup jauh dengan modernisasi yang ada dan umumnya bermata pencaharian utama sebagai petani. Mereka melakukan pertanian dengan berepedoman pada ajaran dan tradisi nenek moyang. Salah satu contoh masyarakat adat yang masih berpegang teguh pada tradisi dalam bertani ialah Petani Samin.  read more

Read more
LAHAN PERTANIAN DI JOGJA MENIPIS, BELI LAHAN JADI SOLUSI STRATEGIS?

LAHAN PERTANIAN DI JOGJA MENIPIS, BELI LAHAN JADI SOLUSI STRATEGIS?

Oleh : Beny Nabila H.F , Intan Ratnasari M , Mirda Mutiara E

Latar Belakang

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menggantungkan sumber pendapatan daerahnya pada sektor pertanian. Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional (BPN), Yogyakarta memiliki wilayah seluas 3.185,80  km2 dan terbagi menjadi 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Kulonprogo seluas 586,28  km2 (18,40%), Kabupaten Bantul seluas 506,85  km2 (15,91%), Kabupaten Gunungkidul seluas 1.485,36  km2 (46,62%), Kabupaten Sleman seluas 574,82  km2 (18,04%), dan Kota Yogyakarta seluas 32,50  km2 (1,02%). Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia tahun 2021, Yogyakarta memiliki suhu udara rata-rata sebesar 27,8oC dengan kelembaban, kecepatan angin, dan tekanan udara rata-rata sebesar 76,3%; 3,9 m/detik; dan 985,5 mbar. Selain itu, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November 2021 di Kabupaten Bantul, yaitu sebesar 568 mm3, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kabupaten Kulonprogo pada bulan Mei dan Juli, yaitu sebesar 0 mm3. Hal tersebut menjadikan beberapa lahan di Yogyakarta sangat produktif untuk dijadikan lahan pertanian. read more

Read more